Kamis, 13 Oktober 2011

“Belajar dari Anak Jalanan”


“Belajar dari Anak Jalanan”

… Seorang anak jalanan yang sering kita jumpai dipersipangan lampu lalu lintas ternyata cukup kreatif, mengapa saya berkata demikian ? mengapa tidak, beberapa tahun lalu saya selalu saja melihat mereka menjajakan koran, menjajakan makanan ringan beserta rokok dan sejenisnya. Semakin hari semakin banyak teman-teman sepermainan mereka yang juga menjajakan hal yang sama, ini tentunya membuat hasil tiap-tiap mereka menjadi berkurang. Hal ini ternyata malah memunculkan ide yang luar biasa mereka merubah barang yang mereka jajakan menjadi jasa membersihkan kaca depan mobil dengan menggunakan bulu ayam dan menggunakan cairan pencuci kaca mobil disaat hujan tiba. Hal ini tentunya membuat para pengendara menjadi iba atau setidaknya merasa tidak enak hati bila tidak memberi mereka imbalan karena secara langsung maupun tidak langsung telah menikmati jasa mereka.

Cukup cerdik bukan..?

Keputusan-keputusan dan tindakan-tindakan kecil seperti ini lah yang sering luput dari perhatian kita. Tetapi lepas dari diri kita, orang-orang yang menduduki posisi strategis disetiap perusahaan mengetahui hal ini, dan menerapkannya di sistem perusahaannya. Dan hanya mereka yang terus mengevaluasi cara kerjanya lah yang akan tetap bertahan dan dapat terus berkembang dalam bidang yang digeluti.

Apakah Anda termasuk dalam golongan mereka yang terus mengevaluasi diri?

Pepatah lama menyatakan “Anda tidak bisa mendapatkan hasil yang berbeda dengan terus-menerus melakukan hal yang sama, apalagi kalau yang dilakukan memang ternyata terbukti tidak efektif dan tidak efisien.” Sungguh tepat sekali pepatah diatas. Anda tentunya bisa membayangkan anak-anak tadi bila terus mempertahankan cara lama mereka dan hanya mendapatkan sangat sedikit hasil yang mungkin saja tidak cukup untuk uang makan dalam sehari, benar?

Terkadang apa yang kita lakukan tidak jauh berbeda, sebagai contoh, banyak dari kita yang masih saja terus-menerus mempertahankan pekerjaan kita disuatu tempat (perusahaan) dimana kita mengetahui dengan segala kesadaran bahwa penghasilan yang kita peroleh melalui pekerjaan tidak mungkin memenuhi kebanyakan impian-impian kita maupun keluarga kita. Anehnya, kita tidak pernah mengambil langkah/ tindakan diluar apa yang telah menjadi rutinitas kerja sehari-hari, bahkan ada yang lebih tragis yaitu mereka yang bahkan tidak pernah berani memikirkan nya.

Saya harap setelah Anda selesai membaca artikel ini Anda tidak menjadi bagian dari mereka yang tidak berani bermimpi. Karena percayalah saudaraku, kita semua sebenarnya dilahirkan untuk menjadi seorang pemenang di hidup kita ini. Dan kabar gembiranya, hampir 100% dari nasib yang kita terima maupun yang akan kita terima adalah berada ditangan kita masing-masing. Hal ini cukup dijelaskan dengan kisah berikut ini,

seorang pemuda yang sedang depresi karena baru saja dipecat dari pekerjaannya, yang baru saja bertengkar dengan pasangannya, dan dimarahi orangtua nya, memutuskan untuk pergi menemui seorang peramal yang dikenal sangat manjur dalam setiap ucapannya dan hasil penerawangan masa lalu maupun masa depan orang yang datang padanya. Sesampainya, pemuda itu langsung saja menemui sang peramal dan duduk dihadapannya dengan wajah yang penuh rasa kasihan, Anda tau yang saya maksud kan ?(hehe). Pemuda itu pun angkat bicara dan menceritakan semua kisah-kisah menyedihkan yang baru saja dia terima kepada sang peramal, dan diakhir cerita nya, dia bertanya ‘Pak Peramal, bisakah Anda mengatur dan mengubah kehidupan saya yang begitu menyedihkan ini menjadi kehidupan yang penuh kebahagiaan dan penuh kecukupan? Kalau memang bisa, saya akan lakukan apapun perintah bapak, dan membayar berapapun untuk itu.’ Mendengar itu sang peramal pun dengan bijak meminta pemuda itu menjulurkan tangan kanannya dan menunjukkan telapak tangannya. Sang peramal pun dengan perlahan melihat dan menyentuh telapak tangan pemuda itu, dan kemudian menyuruhnya untuk memperhatikan garis-garis tangannya sendiri. Peramal itu melanjutkan sambil menunjuk kepada satu-persatu garis tangan pemuda itu dengan berkata, ‘garis ini adalah garis kesehatan, yang ini garis kekayaan, dan ini garis jodoh, dan seterusnya’. Lantas bagaimana pak peramal, apakah bisa dirubah menjadi seperti yang saya inginkan? Cetus pemuda itu. Sang peramal pun kembali meminta pemuda itu, kali ini peramal meminta dia untuk menggepal tangan kanannya, dan berkata ‘Nah, sekarang apakah kamu masih melihat garis tangan mu yang tadi?’ Pemuda itu pun menjawab, Tidak lagi, sekarang tinggal beberapa saja yang masih terlihat. ‘Nah..Sang peramal melanjutkan, inilah yang terjadi di setiap kehidupan kita, bila benar dan kamu menyakini bahwa garis-garis itu benar-benar mewakili/ menggambarkan masa depan kita, maka lihatlah lagi, hampir semua garis tangan mu berada didalam kepalan tangan mu, dan hanya sedikit yang sekarang terlihat’. Ini memberitahu kita bahwa segala bentuk nasib-nasib yang kita terima saat ini dan yang akan kita terima selanjutnya hampir sepenuhnya berada ditangan kita sendiri, kitalah penentu nasib kita sendiri, terlepas dari apakah nasib baik ataupun nasib buruk.

Untuk itu, sangat perlulah bagi kita agar tidak menyerahkan nasib kita pada siapapun, melainkan beranilah bertanggungjawab terhadap kehidupan Anda sendiri. Sadarilah bahwa segala sesuatu yang terjadi pada diri kita sesungguhnya adalah hasil dari perbuatan kita sendiri. Ingatlah kembali “Hukum Sebab-Akibat maupun Hukum Tabur-Tuai” yang juga diajarkan melalui ajaran agama yang kita anut.

Bila ternyata kita telah memahami essessi hidup ini dan pentingnya terus melakukan evaluasi diri menuju pribadi yang lebih baik lagi dari waktu ke waktu, maka tidak lah mustahil bila Anda memulai bertindak dari saat ini, maka dalam beberapa waktu kedepan kehidupan Anda akan berubah menjadi kehidupan yang benar-benar Anda inginkan.

Coba dan lakukanlah saudaraku.. Ingat! Anda adalah Sang Juara. Anda alalah Sang Pemenang.

Salam Sehat, Kaya, Bijaksana, dan Bahagia..

Go Freedom Bersama Club100Juta!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar